Peran Uji Kapasitas Membuahi Sperma Berdasarkan Enzim Akrosin dan Uji Kondensasi Kromatin Sperma dengan Metoda Halosperm pada Pria Infertilitas Sebelum Dilakukan Teknologi Reproduksi Berbantuan

  • Eldafira Eldafira
Keywords: kondensasi kromosom, akrosim, infertilitas

Abstract

Banyak kasus pria infertilitas dengan kategori plasma semen normal, namun belum mampu membuahi sel telur pasangannya. Hal tersebut menjelaskan bahwa sperma dengan hasil pemeriksaan analisa semen rutin normal, dengan metoda reproduksi berbantuan (IVF/in vitro fertilization) masih banyak gagal. Kegagalan pria yang belum berhasil membuahi sel telur pasangannya tersebut dapat disebabkan oleh banyak faktor. Hasil pemeriksaan analisa semen rutin secara mikroskopis ataupun makroskopis belum sepenuhnya menjawab permasalahan terhadap pria infer-tilitas. Gangguan pada sperma dapat bersifat seluler ataupun enzimatis tidak terdeteksi dari hasil pemeriksaan analisa semen rutin. Pemeriksaan rutin analisa semen di lab andrology perlu ditambahkan dengah uji lanjut terhadap kemampuan membuahi sperma. Uji lanjut ini dilakukan bermanfaat bagi pasien infertilitas yang ingin melakukan program IVF konvensional dengan tujuan untuk mengurangi faktor kegagalan dalam proses pem-buahan. Bermacam uji lanjut terhadap kemampuan sperma dalam membuahi sel telur telah banyak dilakukan dewasa ini.
Pemeriksaan uji lanjut sperma terhadap pasien infertilitas yang melakukan fertilisasi berbantuan (IVF konvensional/ ICSI=injeksi sperma intrasitoplasmik) belum sepenuhnya dilakukan. Berdasarkan permasalahan tersebut untuk meningkatkan pemerik-saan pelayanan pada masyarakat di bidang Andrologi, selain pemeriksaan rutin Analisa Semen perlu ditambahkan pemeriksaan lanjut untuk hasil yang lebih bermakna dari sisi seluler atau enzimatis yaitu: 1) Menentukan gangguan aktivitas enzim akrosin sperma dengan metoda penentuan persentase “pengamatan HALO” pada sperma. Sperma membentuk “HALO” mengindikasi-kan kegiatan enzim akrosinnya normal, sebaliknya sperma yang tidak menunjukkan adanya “HALO” berarti aktivitas enzim akrosin terganggu. 2) Menentukan gangguan kondensasi kromatin sperma dengan menggunakan pewarnaan asam aniline blue terhadap pasien infertilitas. Pemeriksaan sperma dengan aniline blue mengindikasikan bahwa sperma yang tidak menyerap warna biru menunjukkan kondensasi kromatin sperma normal sebaliknya sperma yang menyerap warna biru menunjukkan adanya gangguan kondensasi. Kedua uji dapat dilihat dengan tehnik fluoresensi pewarnaan DAPI atau FISH (fluoresensi in situ hybridization). Hasil pemeriksaan uji lanjut sperma tersebut dilengkapi dengan pemeriksaan analisa semen rutin pada pasien infertilitas.

Published
2022-08-18