Aspek Klinikopatologik Metastasis Kelenjar Getah Bening pada Karsinoma Serviks Uteri di Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM Tahun 2007-2011
Abstract
Karsinoma serviks uteri merupakan keganasan tersering kedua di
Indonesia dan merupakan penyebab kematian keempat pada
wanita di dunia. Metastasis kelenjar getah bening merupakan risiko
tinggi untuk terjadinya kekambuhan, menurunkan survival dan
mempengaruhi penatalaksanaan. Tujuan penelitian ini adalah
mengetahui karakteristik demografik dan klinik serta mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian metastasis kelenjar
getah bening pada kasus kanker serviks yang dilakukan
histerektomi radikal dan limfadenektomi di FKUI/RSCM pada tahun
2007-2011.
Hasil
Karsinoma serviks uteri yang dilakukan histerektomi radikal dan
limfadenektomi sebanyak 215 kasus dengan median 46 tahun
rentang usia 16-68 tahun. Kasus terbanyak pada usia 35-44 tahun
dan pada stadium IIA. Terdapat korelasi positif antara stadium
dengan kejadian metastasis kelenjar getah bening. Sebanyak 69
kasus disertai metastasis kelenjar getah bening, sub tipe terbanyak
adalah karsinoma sel skuamosa sejumlah 36 kasus (52,2%) diikuti
18 kasus (26,1%) karsinoma adenoskuamosa. Derajat diferensiasi
terbanyak berdiferensiasi sedang yaitu sejumlah 35 kasus (56,5%),
disusul diferensiasi buruk sebanyak 27 kasus (43,6%). Invasi
limfovaskular didapat pada 55 kasus (79,7%). Jumlah rata-rata
kelenjar getah bening yang diangkat 15,95. Keterlibatan
parametrium 7 kasus (10,1%).
Kesimpulan
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian kasus kanker
serviks yang dilakukan tindakan histerektomi radikal dan
limfadektomi pada tahun 2007-2011 di Departemen Patologi FKUI
RSCM umumnya merupakan stadium II A, kelompok usia 35-44
tahun dengan median 46 tahun. Terdapat korelasi positif (r=0,178)
antara stadium dan metastasis kelenjar getah bening. Sub tipe
histologik terbanyak adalah karsinoma sel skuamosa. Kasus
dengan metastasis kelenjar getah bening 79,7% menunjukkan invasi limfovaskular dan 10,1% disertai keterlibatan parametrium. Diperlukan penelitian
lanjutan untuk memastikan adanya mikrometastasis.