Pengenalan Peran dan Mekanisme John Cunningham Virus pada Penyakit Progressive Multifocal Leucoencephalopathy

  • Jessie Theresia Caroline
  • Supri Irianti Handayani
Keywords: Kata kunci: JCV, reseptor 5-HT2A, PML

Abstract

ABSTRAK
Progressive multifocal leukoencephalopathy (PML) merupakan suatu penyakit infeksi pada susunan saraf pusat (SSP) yang
disebabkan oleh reaktivasi JC virus (John Cunningham virus, JCV).
JCV merupakan jenis poliomavirus pada manusia, non-envelop,
kecil (45nm), icosahedral, dan memiliki genom circular doublestranded DNA. JCV disusun oleh 72 kapsomer dan mengandung 3
regio, yaitu regio awal, regio non-coding, dan regio akhir. Interaksi
JCV dengan sel host melalui reseptor N-linked glycoprotein yang
mengandung 2,3 atau 2,6-linked sialic acid dan koreseptor
serotonin 5-hydroxytryptamine2A (reseptor 5-HT2A). Reseptor 5-
HT2A berhubungan dengan endositosis JCV melalui clathrindependent endocytosis. Reseptor 5-HT2A memiliki 5 sisi N-linked
glycosylation yang mengatur fungsi dari reseptor serotonin. Inhibisi
reseptor endositosis akan mengurangi resiko infeksi. Diagnosis
PML dapat ditegakkan melalui gejala klinis, computed tomography
(CT) atau magnetic resonance imaging (MRI), dan pemeriksaan
cairan serebrospinalis dengan polymerase chain reaction (PCR).
Namun baku emas untuk diagnosis PML adalah pemeriksaan
histopatologi dengan biopsi otak. Tidak ada spesifik terapi untuk
PML. Namun, pasien dengan HIV, apabila diberi highly active
antiretroviral therapy (HAART) dosis optimal akan meningkatkan 1-
year survival rate. Terapi imun dapat memberikan clinical outcome
yang lebih baik. Inhibitor reseptor serotonin merupakan obat yang
potensial untuk manahan infeksi JCV, namun hal ini pun masih
anekdot. Prognosis PML 1-year survival rate meningkat 50%
setelah era HAART.

Published
2015-01-02