Peran dan Mekanisme Protein cagA Helicobacter pylori pada Keganasan Lambung

  • Cesilia Pipit Utami
  • Endah Zuraedah
Keywords: Kata kunci : H. pylori, protein cagA, keganasan lambung.

Abstract

ABSTRAK
Gastritis merupakan salah satu penyakit yang sering disertai
dengan infeksi Helicobacter pylori (H. pylori). H. pylori adalah
bakteri Gram negatif yang berbentuk spiral, berflagel, memiliki
enzim urease, katalase, oksidase, dan berbagai macam gen. Gen
yang menentukan virulensi H. pylori adalah gen cagA. Translokasi
protein cagA menyebabkan perubahan sinyal molekuler. Protein
cagA mengalami fosforilasi oleh enzim kinase Abl (abelson murine
leukemia viral oncogen) dan kinase Src (sarcoma) mendorong
terjadinya elongasi dan proliferasi seluler. Protein cagA yang tidak
terfosforilasi akan mengaktifkan jalur Raf (rapidly accelerated
fibrosarcoma), MEK (MAP kinase extracellular signal-regulated
kinase), Erk (extracellular signal-regulated kinase) yang selanjutnya
menyebabkan elongasi dan proliferasi seluler. Selain itu, protein
cagA yang tidak terfosforilasi berikatan dengan protein ZO-1 (zona
occludens-1) dan JAM-A (junction adhesion molecule A) sehingga
menyebabkan gangguan pada tight junction antar sel epitel. Protein
cagA yang tidak terfosforilasi berikatan dengan β-catenin sehingga
menyebabkan gangguan pada adherens junction. Diagnosis infeksi
H. pylori dapat dilakukan secaranon invasif dan invasif. Diagnosis
dengan cara non invasif berupa urea breath test, tes ekskresi
nitrogen, tes serologi IgG dan IgA dalam darah, dan stool antigen
test. Diagnosis dengan cara invasif berupa tes seperti biakan, CLO
test(Campylobacter Like Organism Test), histopatologi dan PCR
(Polymerase Chain Reaction) jaringan biopsi. Pemeriksaan histopatologi merupakan gold standard dalam mendiagnosis H. pylori.
Terdapat beberapa tata laksana infeksi H. pylori, yaitu triple
therapy, quadruple therapy, dan levofloxacine-based triple therapy.

Published
2015-01-02